Tokoh-tokoh yang dimakamkan di Sentono Boto Putih
Sentono Boto putih, seperti umumnya situs makam-makam kuno, terdiri dari beberapa kompleks makam. Pada tiap kompleks makam terdapat gapura paduraksa dan dinding yang mengitari makam yang disebut cungkup makam. Satu cungkup makam terdiri lebih dari 1 makam, biasanya dari satu keluarga. Cungkup makam ini memisahkan kompleks makam yang satu dan lainnya. Keberadaan cungkup makam yang unik yang tersebar di Nusantara sering kali dikatakan sebagai bangunan bercirikan Hindu atau Budha, padahal agama apapun tidak memiliki kaitan dengan bentuk bangunan. Bangunan terkait dengan budaya dan lingkungan dimana masyarakat tersebut berada.
Terdapat beberapa tokoh penting yang dimakamkan di Sentono Boto Putih ini. Berikut 5 tokoh yang cukup terkenal dan banyak diziarahi diantaranya :
1. Pangeran Lanang Dangiran/Kiai Ageng Brondong, w 1638. Seorang ulama dan pemimpin dukuh Botoputih. Beliau keturunan Brawijaya dan leluhur dari trah Kanoman dan Kasepuhan Surabaya (dukuh = wilayah setingkat kecamatan).
2. Mas Adipati Panji Djoyodirono. Wafat 1758. Beliau adalah cucu dari Ki Ageng Brondong, atau Putera ke-13 dari 14 putera Kyai Tumenggung Onggodjoyo I. Semasa hidup beliau menjabat sebagai Bupati Kanoman di Wonokromo Surabaya, 1746-1758. (Sumber : https://id.rodovid.org/wk/Orang:238670)
3. Raden Tumenggung Adipati Aryo Tjondronegoro II (Kanjeng Djimat Djokomono). Wafat sekitar akhir abad ke-17.
4. Al Habib Syekh bin Ahmad bin Abdullah Bafaqih, wafat pada tahun 1811. Beliau adalah seorang pejuang melawan pemerintah kolonial Belanda dan juga guru dan penasehat dari keturunan pangeran Lanang Dangeran.
5. Maulana Mohammad Syaifuddin. Beliau adalah Sultan Banten ke XVII / yang terakhir yang wafat pada tanggal 3 Rajab 1318 H/11 November 1899.
Ziarah ke Situs Makam Pangeran Lanang Dangeran di Pasarean Agung Sentono Boto Putih.
Pangeran Lanang Dangiran dikenal pula dengan sebutan Kiai Ageng Brondong dan Sunan Boto Putih.
Ketiga nama di atas bukan nama asli beliau. Pangeran Lanang Dangiran adalah seorang tokoh ulama yang mengajarkan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Pangeran Lanang Dangiran adalah 1 dari 5 bersaudara, putra dari Pangeran Kedawung atau Sunan Tawangalun. Dalam kisah babad, beliau disebut juga dengan penguasa atau Raja Blambangan. Pada usia 18 tahun pangeran Lanang Dangiran berguru kepada Kyai Kendhilwesi di Sedayu.
Hingga tulisan ini kami bagikan, kami baru menemukan sekilas biografi dan silsilah beliau berdasarkan silsilah keturunan beliau dan silsilah versi babad, namun sayangnya dari beberapa versi silsilah ini kami belum menemukan nama asli beliau. Silsilah keluarga dari keturunan beliau yang kami temukan pun kemungkinan bersumber dari versi babad, seperti silsilah keluarga yang banyak kami temukan di Indonesia. Salah satu ciri silsilah versi babad umumnya tidak menyertakan nama asli tokoh nasab. Nama yang digunakan umumnya julukan, gelar jabatan, tempat asal, tempat tokoh dimakamkan atau tempat wafatnya. contoh : Joko Tingkir, Jaka Sembung, Rakeyan Sancang, Pamanah Rasa dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa silsilah yang kami temukan beliau adalah generasi ke-8 keturunan Brawijaya yang bernama asli wan Abu Abdullah, penguasa terakhir Champa dari tahun 1471-1478. Nama asli Brawijaya terakhir hingga leluhur beliau keatas kami dapat dari silsilah keluarga keturunan Raden Fatah (yang bernama asli Raden Hasan).
Berikut silsilah beliau :
1. Raden Sumana/Singhawardhana/Bhre Paguhan, nama asli beliau Abdullah Khan, Kerajaan Paguhan meliputi wilayah sekitar Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur. Raden Sumana berputra
2. Wikramawardhana/ Raden Gagak Ali, nama asli beliau Ahmad Syah Jalal, berputra
3. Kertawijaya/Brawijaya I (Bhre Tumapel III) W 1451, nama asli beliau Jamaluddin Husein al Akbar, dalam karya sastra dan pewayangan beliau dikenal juga sebagai Prabusiliwangi terakhir, wafat di tahun yg sama dengan Brawijaya I.
4. Raden Rajasawardhana Dyah Wijayakumara / Brawijaya II + Putri Indu Dewi Purnamawulan (Bhre Lasem sang Halemu) W 1382, nama asli beliau Ali Nurul Alam, dalam kisah babad atau pewayangan dikenal sebagai Patih Gajah Mada. Keterangan nama asli ini didapat dari keturunan beliau yang berada di Kesultanan Kelantan, pada masa lalu disebut juga Kesultanan Chermin (sekarang Kelantan).
5. Bhre Kertabhumi / Raden Alit /Brawijaya V/ Ongkowijoyo/ Arya Dillah / Arya Damar / Damar Wulan nama aslinya adalah wan Abu Abdullah W 1478 (penguasa Champa terakhir) berputra
6. Raden Sudjana / Lembu Niroto. Gelarnya Adipati Blambangan (saudara Raden Fatah/Raden Hasan) berputra
7. Menak Simbar / Adipati Puger, berputra
8. Menak Sumende. Gelar : Adipati Blambangan, berputra
9. Menak Gadru. Gelar : Adipati Blambangan, berputra
10. Menak Werdati / Menak Lampor = eyang/kakek dari Raden Paku Sunan Giri pancer trah Dermoyudo. Gelar : Jumeneng Bupati Blambangan, berputra
11. Sunan Rebut Payung / Menak Beduyu. Gelarnya adalah Adipati Blambangan Timur, berputra
12. Pangeran Kedawung / Pangeran Tawangalun / Adipati Blambangan Timur, berputra
13. Pangeran Lanang Dangiran / Ki Ageng Brondong W 1638
14. Anggawangsa Adipati Jangrana (Jayeng Rono) Bupati Surabaya.
15. Sawung Galing, Joko Berek, Joko Tangkeban (Panembahan Panotogomo).
Nama asli Brawijaya terakhir kami dapat dari silsilah keluarga keturunan Raden Fatah (Raden Hasan).
Nama asli pada silsilah Brawijaya ke atas sengaja hurufnya kami tebalkan agar bisa membedakan nama asli tokoh pada silsilah keluarga dengan nama yang tercantum pada silsilah versi babad, yang umumnya tidak menyertakan nama asli beliau.
Catatan ini juga kami khususkan bagi keturunan keluarga pangeran Lanang Dangiran, yang kebetulan membaca tulisan kami.
Silsilah keluarga yang lengkap dengan nama asli tokoh leluhur di Indonesia sangat penting dalam penelitian sejarah. Namun sayangnya silsilah keluarga yang lengkap ini agak sulit ditemukan, diantara penyebabnya adalah faktor keamanan. Keturunan dari tokoh-tokoh terkenal umumnya anti kolonial dan selalu menjadi pemimpin perlawanan kepada pemerintah kolonial. Karena faktor inilah pada masa lalu, untuk melindungi keturunan tokoh-tokoh terkenal ini sengaja dirahasiakan nama aslinya. Tentunya hal tersebut saat ini sudah tidak berlaku lagi, fungsi nasab saat ini lebih sebagai ilmu bantu penelitian sejarah, namun sayangnya menyamarkan nama asli tokoh leluhur akhirnya menjadi tradisi yang bahkan dikalangan keturunannya sendiri pun banyak yang tidak mengetahui seperti sebagian besar keturunan Raden Fatah dan Pangeran Lanang Dangiran pada umumnya.
Selain alasan keamanan, salah satu tujuan penyamaran nama pada silsilah versi babad juga bertujuan untuk menghormati sang tokoh yang juga leluhur Nusantara karena kisah babad adalah sumber kisah pewayangan yang dikisahkan berulang ulang dari masa ke masa.
Ditulis oleh Sofia Abdullah
Sumber dan referensi
1. https://id.rodovid.org/wk/Orang:238670 (silsilah keturunan pangeran Lanang Dangiran)
2. Silsilah keluarga keturunan Raden Fatah / Brawijaya V
3. Beragam silsilah versi babad dan silsilah versi keluarga sebagai bahan perbandingan.