Alurwaktu & Penjelasan  Ringkas Sejarah Islam di Nusantara (3)

Penjelasan Ringkas (Ikhtisar) Alur Waktu Sejarah Islam Di Nusantara : 1602 hingga era Orde Baru.

4. 1602-1755 M Dibentuknya VOC, Berdirinya Mataram Baru, hingga dibubarkannya Mataram Baru thn 1755. Pada era ini terjadi beberapa peristiwa sejarah penting yang berpengaruh terhadap Islam di Nusantara :

●   Dibentuknya Perserikatan Dagang Negara-Negara Eropa, 2 negara anggotanya adalah VOC (Belanda) dan EIC (Inggris) memiliki peran besar dalam berbagai peristiwa sejarah di Indonesia. Dibentuknya Perserikatan Dagang ini semakin menguatkan kedudukan kolonialisasi bangsa Eropa di Nusantara. Era ini ditandai dengan berbagai pemberontakan dan kudeta sejak tahun 1578 hingga wafatnya Sultan Pajang Hadiwijaya tahun 1582. Pemberontakan dan kudeta terus berlanjut hingga Sultan Agung Hanyokrokusumo berkuasa tahun 1613. (1)

Lambang EIC (Inggris) dan VOC (Belanada), adalah 2 dari sekian banyak anggota Perserikatan dagang bangsa Eropa di wilayah Hindia Timur. Awalnya mereka bersaing untuk mendapat tanah jajahan, namun karena selalu gagal, mereka kemudian bekerja sama membentuk Perserikatan Dagang Hindia Timur, dan akhirnya dengan politik pecah belah dan kuasai (devide et empera), mereka berhasil memonopoli perdagangan di wilayah Hindia Timur

●   Tahun 1613 sultan Agung Hanyokrokusumo mencapai puncak kekuasaannya setelah melakukan penyerangan keberbagai daerah untuk mengakui kedaulatan Sultan Agung.

●   Melakukan kerjasama dengan Kesultanan Turki Utsmani. Diawali kerjasama perdagangan, kemudian politik dan pada akhirnya penyerahan Pulau Jawa sebagai bagian dari wilayah Turki Utsmani oleh Sultan Agung di Mekkah.

●   Merubah bentuk pemerintahan dari sistem Dewan Wali menjadi Kerajaan (pemilihan sultan berdasarkan ke turunan), mengadopsi sistem kerajaan atau Kesultanan  Turki Utsmani.

●   Pada era Amangkurat I (1646-1676) diberlakukan blokade perdagangan laut hingga penduduk Pulau Jawa tidak dapat melakukan perdagangan keluar Pulau Jawa. Ekonomi negara hanya mengandalkan sistem pertanian dan perkebunan. Kebijakan ini dilakukan karena takut pemberontakan terhadap Amangkurat I meluas keluar Pulau Jawa.

●   Blokade perdagangan laut menyebabkan perekonomian negara menjadi kacau. Pemberontakan terhadap Amangkurat I semakin meluas. Amangkurat I meminta batuan VOC untuk mengatasi pemberontakan dalam bentuk hutang untuk membayar pasukan, kebutuhan perang, dan senjata.

●   Pembunuhan ribuan ulama dan para pemimpin lama yang memberontak kebijakan Amangkurat.

●   Desas Desus yang menyebar ke berbagai keraton (Kota berbenteng) di Jawa bahwa Amangkurat II (1677-1703) bukan Sunan Rahmat tapi Anak Gubernur Jenderal dengan wanita lokal. Penduduk Jawa menyebutnya sebagai Sunan Amral (Admiral) karena Amangkurat II pemimpin Jawa pertama yang menggunakan baju dan atribut Belanda.

5. 1755-1945 Sejarah Indonesia era Kolonial.

Era kolonial ini dibagi menjadi 3 Era :

1. 1602-1799 : Era kolonialisasi VOC/ EIC (gabungan Perusahaan-Perusahaan Dagang Eropa di Hindia Timur). Pada era ini satu persatu wilayah nusantara di kuasai dengan cara mengadu domba antar wilayah. Era ini mencapai puncaknya setelah perjanjian Giyanti 1755. (2)

●   Diawali dengan perjanjian Giyanti 13 Febuari 1755, dengan ditandatanganinya perjanjian Giyanti, secara de Fakto dan de Jure menandai berakhirnya kesultanan Mataram dan membagi wilayah Mataram menjadi 2 wilayah kerajaan yang berpusat di Yogyakarta dan Surakarta.

●   Pemerintah kolonial membuat pemerintahan Islam baru yang berbentuk kesultanan-kesultanan kecil di bekas wilayah Mataram yang tunduk pada aturan kolonial dalam segala aspek bahkan dalam rumah tangga para sultan. Pejabat yang berkuasa saat itu dipilih oleh pemerintah kolonial berdasarkan kesetiaannya pada pemerintah kolonial. contoh : Pakubuwono I (pangeran Puger) menyerahkan seluruh kekuasaannya di sepanjang pantai utara Jawa kepada pemerintah kolonial dengan alasan membayar hutang perang yang dibantu oleh VOC. PB I ataupun Pangeran Puger disini bukan nama hanya gelar, pangeran Puger diangkat menjadi PB I oleh VOC utk melawan Amangkurat III

●   Pada era ini pula satu persatu sistem kesultanan (feodal) yang melawan pemerintah kolonial Belanda dibubarkan diganti dengan keresidenan. Kesultanan yang ‘taat’ dengan aturan kolonial tetap berdiri.

2. 1799-1941 : Era Kolonialisasi kerajaan Belanda. Peristiwa sejarah penting pada periode ini adalah lahirnya generasi Indo/peranakan. Generasi ini lahir dari bapak/ibu Eropa dengan penduduk pribumi atau para tawanan perang yang diperbudak dan dipekerjakan di perkebunan-perkebunan milik bangsa Eropa. Adanya generasi indo menambah keragaman penduduk Indonesia, bukan hanya keragaman wajah tapi juga budaya campuran, terutama dalam seni bangunan dan makanan.

Lahirnya generasi Indo dan peranakan Tionghoa adalah 2 diantara beberapa peristiwa sejarah yang pengaruhnya dirasakan hingga saat ini.

3. 1941-1945 : Era kolonial Jepang. Peristiwa-peristiwa sejarah penting yang terjadi pada era ini :

●   Lahirnya budaya campuran perpaduan Jepang dan Nusantara dalam bentuk tarian dan lagu, contoh: tari dan lagu gending Sriwijaya yang diciptakan pada era ini. Tari dan lagu Gending Sriwijaya yang dibuat berdasarkan tarian dan musik tradisional Jepang. Tarian ini mengisahkan kejayaan Palembang pada masa Sriwijaya yang berdasarkan teori kolonial Belanda, dikatakan sebagai kerajaan Budha terbesar yang pernah ada di Indonesia.

●   Generasi Indo (campuran penduduk lokal dengan bangsa Eropa) dikembalikan ke negeri-negeri ayah mereka baik terpaksa atau sukarela.

●   Lahirnya generasi campuran penduduk Indonesia dengan Jepang baik akibat pemaksaan atau pernikahan.

●   Kewajiban upacara dan menyembah Matahari terbit sebagai simbol agama Shinto.

●   Keempat faktor diatas menyebabkan pemberontakan kaum Ulama dan para santri. Pemberontakan ini menyebabkan banyaknya para ulama yang terbunuh. Tokoh ulama pejuang yang terkenal pada era ini : Kyai Haji Hasyim Asy’ari (Jatim), Kyai Haji Zaenal Mustafa (Tasik)

KH Zaenal Mustafa (1899-1944) ulama Tasik pemimpin perlawanan terhadap penjajahan Jepang.

6. 1945 M – sd Saat Ini. Era kemerdekaan Indonesia. Berikut peristiwa-peristiwa pada era ini yang merubah jalannya sejarah Indonesia. 

Foto tahun 1947, relief pada Candi Prambanan sedang dalam proses pembuatan, jadi jelas relief ini bukan relief dari beberapa abad yang lalu, tapi baru di buat tahun 1947.

●   1958 Semua sistem kesultanan di Indonesia dibubarkan kecuali DIY Yogyakarta. Kesultanan di Indonesia melebur dengan Negara kesatuan Republik Indonesia dan menjadi Propinsi. 

●   Sistem pendidikan umum tetap menggunakan sistem pendidikan era kolonial. Teori-teori sejarah yang dibuat oleh sejarawan era kolonial seperti teori seputar kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Teori Hindu Budha, Teori Masuknya Islam ke Nusantara, Teori Sejarah Jakarta, Teori Kerajaan Sunda dan sebagainya diresmikan sebagai sejarah resmi yang dipelajari di sekolah-sekolah umum.

●   Sekitar tahun 1960an, Sukarno membentuk tim sejarah untuk menyusun kembali sejarah nasional Indonesia yang dipimpin antara lain oleh Buya Hamka dan Abu Bakar Aceh. Dari sinilah lahir slogan bung Karno yang terkenal : “Jas Merah” (Jangan Sekali-kali melupakan sejarah). Pembentukan tim ini melahirkan teori-teori baru tentang sejarah Islam di Indonesia, diantaranya teori Mekkah Buya Hamka, Sejarah Syiah di Nusantara karya Abu Bakar Aceh. Sayangnya, sebelum tim ini sukses merubah sejarah, banyak terjadi konflik politik dalam negeri hingga naiknya Suharto pada tahun 1968 menggantikan Sukarno.

●   Pada era Orde Baru, susunan sejarah Indonesia kembali menggunakan Teori-teori era kolonial bahkan memperkuat teori era kolonial dengan melakukan perubahan-perubahan di banyak situs sejarah, antara lain :

●   1976 situs pemakaman muslim kuno di Cangkuang, Garut diresmikan sebagai situs Hindu dengan didirikannya Candi Cangkuang yang dibuat hanya berdasarkan perkiraan yang didasari teori sejarah candi Era Kolonial. (2)

●   1982 dan seterusnya banyak situs makam-makam kuno yang dihancurkan dengan alasan pembangunan atau diubah menjadi tempat pesugihan (Gunung kawi dsb), lokalisasi (Kemukus, Kramat Tunggak)

●   1970-1990an berbagai situs pemukiman dan pemakaman kuno mengalami perombakan besar-besaran dengan alasan renovasi, diantaranya situs Trowulan dan Troloyo yang dijadikan sebagai situs Ibukota Majapahit. Situs pemakaman kuno di Palembang dijadikan situs arkeologi Sriwijaya hanya berdasarkan perkiraan, pemindahan situs pemakaman kuno di sekitar Borobudur dan sebagainya. Adanya renovasi yang hanya bersumber dari asumsi yang diambil dari teori-teori era kolonial baik disengaja ataupun tidak semakin memperkuat teori sejarah Indonesia era kolonial yang sudah seharusnya di kaji ulang.

Bagi para peneliti, pemerhati dan pecinta sejarah bila berkunjung ke situs-situs sejarah, sangat penting untuk mempertanyakan sejarah renovasi situs tersebut sebelum menyimpulkan hasil riset atau hanya sekedar menulis di internet. Mengetahui sejarah renovasi situs sangat penting karena renovasi situs memiliki peran penting dalam mengubah sejarah.

Ditulis oleh : Sofia Abdullah

Catatan & Sumber-sumber :

(1) Tentang Sejarah VOC bisa dibaca tulisan kami yang berjudul : Hebatnya Indonesiaku;17 Januari 2017; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2017/01/17/hebatnya-indonesiaku/

(2) Tentang Candi Cangkuang dan pemakaman muslim bisa dibaca tulisan kami : Candi Cangkuang, Situs Hindu atau Islam?;12 Februari 2020; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2020/02/12/candi-cangkuang-situs-hindu-atau-islam/

*Alur waktu ini dibuat berdasarkan lebih dari 10 thn penelitian sejarah Indonesia, dan untuk membuat Timeline ini kami mengambil sumber dari ratusan buku referensi yang daftarnya akan kami posting di WordPress kami dalam waktu dekat InsyaAllah.

Alur Waktu dan Penjelasan Ringkas Sejarah Islam di Nusantara (2)

Penjelasan Ringkas (Ikhtisar) Alur Waktu Sejarah Islam Di Nusantara : 0 SM sd 1613 M

1. 0 – 610 M Sejarah Indonesia Pra Islam

●   Agama Dharma : Agama Tauhid leluhur Nusantara (skala mayoritas) bukan Hindu, Budha atau HinduBudha. Agama Dharma sebagai agama Tauhid dapat dilihat dari ajaran Agamanya, ritual ibadah, dan tradisi yang terkait dengan ketuhanan. Agama ini masih ada di Bali dan Jawa hingga saat ini dengan sebutannya masing-masing. 

●   Penciptaan Bumi dan alam semesta, penghuni bumi sebelum Adam as menurut naskah kuno, kitab-kitab suci beberapa agama, dan perbandingannya dengan Al Qur’an dan Hadits. (1)

●   Sang Hyang Adhama: kisah manusia pertama penghuni bumi dan keturunannya atau kisah Nabi Adam dalam  naskah-naskah kuno Nusantara (2)

●   Kisah nabi Nuh as, Ratu Galuh dan leluhur Nusantara, Banjir Besar dan pengaruhnya terhadap kepulauan Nusantara (3)

●   Leluhur nusantara dalam Kisah Wayangpurwa dan kaitannya dengan kisah para nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad saw.

2. 610-800 M   Sejarah Indonesia Masa Perkembangan Islam

●   Islam awal masuk ke Indonesia melalui 3 cara :

1. 610-632 M (Era Rasulullah saw) Melalui para utusan Rasulullah saw sejak era Makiyyah hingga wafatnya Rasul saw (632 M) (4)

2. 632-661 M Melalui para utusan Khulafaur Rasyidin

3. 681-700an M Melalui kaum Muslim Dari kalangan anggota keluarga Nabi saw dan para pengikutnya yang hijrah ke Nusantara setelah peristiwa Karbala.

●   Islam mulai dikenal penduduk di berbagai kepulauan nusantara melalui 2 cara yang waktunya hampir bersamaan :

1. Melalui kitab-kitab yang diwariskan dari leluhur nusantara. Agama penduduk nusantara umumnya adalah agama tauhid, yang disebut dalam bahasa Al Qur’an sebagai agama millatu Ibrahim (Agama nabi Ibrahim yg lurus). Agama Millatu Ibrahim ini di kenali dengan tradisi ritualnya berupa tradisi memakamkan jenazah, ritual ibadah, ziarah dsb. Dan seperti yang di jelaskan dalam Al Qur’an, setiap penganut agama tauhid adalah mereka yang mewarisi kitab dari nabi terdahulu atau yang disebut juga sebagai Ahlulkitab. Dalam kitab inilah sebagian leluhur nusantara, seperti ahlulkitab yang lain mengetahui akan kedatangan Rasul saw bernama Muhammad yang memulai awal kenabiannya di kota Mekkah. (5)

2. Melalui Kedatangan para utusan Rasulullah saw ke berbagai lokasi wilayah kuno di nusantara. Kedatangan utusan Rasul saw ke nusantara yang pertama tercatat dalam sejarah, setelah peristiwa hijrah pertama ke Ethiopia (613 M). Kedatangan para utusan ini dibuktikan diantaranya melalui situs pemakaman dan pemukiman muslim yang telah ada sejak Rasul saw masih hidup, seperti wilayah Aceh, Barus, Maluku, Sancang-Garut yang saat ini walaupun telah menjadi hutan, namun masih terdapat situs bekas pemukiman dan pemakaman, yang besar kemungkinan adalah makam dari tokoh yang Rakeyan Sancang, tokoh jawa barat yang hidup pada masa rasul saw dan menjadi murid Imam Ali as.

●   Dakwah Islam versi Rasulullah saw :

1. Mengutus para utusan terpilih dari kalangan keluarga dan sahabat rasul saw untuk memberikan pesan kepada para pemimpin Negara lain berupa surat yang isinya mengenalkan kedudukan Rasul saw sebagai Rasul dan pemimpin Islam.

2. Mengajak kerjasama dalam bidang politik dan perdagangan yang saling menguntungkan kepada para pemimpin baik pemimpin yang mau menerima Islam atau tetap pada agamanya.

3. Kerjasama politik dan perdagangan cara Rasul saw dan para Nabi sebelum beliau saw adalah dengan menyewa sebidang tanah di pusat-pusat perdagangan negeri tersebut kepada pemimpin setempat. Di tanah yang mereka sewa ini, para utusan Rasul saw melakukan niaga dengan penduduk lokal maupun asing, menjalin persahabatan dengan penguasa setempat sekaligus mengenalkan ajaran Islam kepada penduduk dimanapun mereka ditempatkan.

4. Para utusan ini melakukan perdagangan untuk penghidupan mereka di tanah asing. Keuntungan hasil usaha dan sewa tanah akan mereka bagi sekian persen kepada penguasa setempat. Dengan cara yang menguntungkan ini, jarang sekali ada penguasa yang menolak para utusan Rasul saw. Sebagai balasannya, mereka mendapat perlindungan dari penguasa setempat. Contoh hubungan Rasul saw dengan raja Ethiopia dan Mesir.

5. Cara perdagangan seperti ini masih dilakukan para pengusaha muslim, terutama di Indonesia hingga akhir abad ke-15. Dengan cara perdagangan seperti ini, selain memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak tanpa harus berperang, juga menambah variasi penduduk Indonesia, karena umumnya para pengusaha yang melakukan perdagangan di berbagai kota-kota ini akan menetap dikota tersebut dan menikah dengan penduduk setempat. Istri-istri mereka kemudian dibawa ke Tanah air dan terjadilah asimilasi budaya antara penduduk nusantara dengan para pendatang asing, contoh asimilasi budaya India wilayah tertentu dengan nusantara melahirkan suku padang, Aceh, dsb bisa dilihat dari makanan, busana, tradisi dsb. Demikian pula dengan asimilasi budaya dengan bangsa lain, yang wilayahnya menjadi pusat perdagangan kuno, seperti kota Tarim, Hadramaut, Malabar, Gujarat, Delhi, Syam (Suriah), uzbekistan, Maroko (Maghribi) sampai ke China.

3. 800-1613 M Sejarah Indonesia Masa Pemerintahan Islam Lama (Mataram Kuno).

Sikap para utusan yang meneladani akhlak Rasul saw yang agung, keahlian mereka dalam berbagai bidang baik urusan dunia ataupun agama, menyebabkan para keluarga dan sahabat nabi terpilih yang menjadi duta Islam mendapatkan kepercayaan dari para penguasa lokal. Banyak diantara para utusan ini yang kemudian menikah dengan keluarga penguasa setempat, dan dipercaya memimpin wilayah-tertentu. Dalam waktu 200 tahun setelah masa perkembangan Islam, pemerintahan Islam mulai tersebar di beberapa wilayah kuno Nusantara. Masa ini di tandai dengan :

●   Dibentuknya sistem Dewan Wali. Dewan Wali terdiri dari kaum ulama (pandita) dan perwakilan agama Dharma. Dewan Wali ini yang menunjuk para pemimpin yang menjalankan tugas negara (eksekutif) dengan bimbingan kaum ulama. Dalam naskah-naskah kuno Dewan Wali ini dikenal dengan Walisongo.

●   Dari penelusuran kami ada beberapa kemungkinan alasan mengapa Dewan Wali ini dalam naskah-naskah kuno disebut Walisongo, satu diantaranya yang paling mendekati dengan kisah-kisah dalam babad adalah karena Dewan Wali ini terdiri dari 9 bagian/ dewan/komisi para wali yang tiap-tiap bagiannya dipimpin oleh satu orang ketua Dewan. 9 ketua Dewan Wali inilah yang kemudian dikenal dengan Walisongo. Para anggota dewan wali ini menjabat hingga wafatnya atau sampai mengundurkan diri. Kemudian diangkat penggantinya. Demikian seterusnya dari generasi ke generasi. Dewan Walisongo yang umum diketahui adalah Dewan Walisongo generasi terakhir.

●   Dari silsilah para Sunan yang kami telusuri, Walisongo generasi pertama telah ada sejak tahun 800an Masehi, jauh sebelum berdirinya Kerajaan Turki Utsmani (1275-1925). Sistem ini dibubarkan pada era Sultan Agung dengan mendirikan pemerintahan bentuk kerajaan sebagai ganti kesunananan.

●   Dalam sejarah umum (teori kolonial), era ini disebut Mataram Lama yang beragama Hindu-Buddha. Faktanya, bila kita mau menelusuri sejarah wilayah kota-kota besar yang tersebar di Indonesia, pada masa ini sepanjang pantai utara Jawa, Sumatera dan Sulawesi mayoritas penduduk dan pemimpin wilayahnya beragama Islam.

●   Walaupun telah banyak wilayah yang menggunakan pemerintahan Islam, wilayah lama yang mayoritasnya bergama Dharma tetap ada, bisa di baca dalam naskah-naskah kuno dalam pemerintahan Dewan Walisongo terdapat wali/perwakilan dari agama Dharma. Agama Dharma menurut teori kolonial disebut agama Hindu-Buddha.

Ditulis oleh : Sofia Abdullah

Catatan dan sumber-sumber

(1) Sebagian tulisan tentang bagian ini bisa dibaca pada link ini : Penciptaan Jinn, Malaikat, Adam as & Asal mula Iblis;30 September 2016; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2016/09/30/penciptaan-jinn-malaikat-adam-as-asal-mula-iblis/

(2)  Nabi Adam: Bapak Manusia; 28 September 2016; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2016/09/28/jejak-jejak-nabi-adam-di-nusantara/

(3) Asal Kata Manusia; 1 Agustus 2021; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2021/08/01/asal-kata-manusia/

(4) Lebih lengkap tentang utusan Rasulullah bisa dibaca tulisan kami di link ini : *Imam Ali bin Abi Thalib RA, Kian Santang & Rakeyan Sancang; 22 Juni 2020; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2020/06/22/imam-ali-bin-abi-thalib-rakean-santang-rakeyan-sancang/

*Sahabat Dari Negeri Yang Jauh; 9 Maret 2021 ;https://sofiaabdullah.wordpress.com/2021/03/09/sahabat-dari-negeri-yang-jauh/

*Masjid pada Masa Rasulullah saw (1);5 Maret 2020; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2020/03/05/masjid-pada-era-makiyyah-1/

(5) Lebih lengkapnya tentang Agama Milatu Ibrahim, bisa dibaca di link ini : Millatu Ibrahim, Tradisi Ziarah & Bangunan Makam(bagian 1) ; 9 September 2021; 
https://sofiaabdullah.wordpress.com/2021/08/09/millatu-ibrahim-tradisi-ziarah-dan-bangunan-makam-bagian-1/



Millatu Ibrahim, Tradisi Ziarah dan Bangunan Makam. (Bagian 2)

Salah satu ciri ajaran agama Nabi Ibrahim adalah meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Kematian hanyalah jembatan menuju alam yang berbeda. Dalam ajaran Islam, alam ini disebut alam akhirat. Di alam ini, manusia akan mendapatkan balasan sesuai perbuatannya di dunia. Mereka yang selama hidupnya melakukan perbuatan baik akan berada di surga. Sebaliknya, mereka yang banyak melakukan kejahatan akan berada di neraka.

7 lapis surga dalam ajaran Islam. Sumber gbr : http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mohammed%C2%B4s_Paradise.jpg
Lukisan abad ke-17 tentang 7 tingkat neraka dalam ajaran Hindu dan Jain. Sumber gbr: Anishshah19

Dalam ajaran agama dan kepercayaan lain yang bersumber dari ajaran nabi Ibrahim, kurang lebih memiliki benang merah ajaran yang sama. Keyakinan adanya kehidupan setelah kematian dalam ajaran agama Hindu, Budha, dan berbagai kepercayaan selain Yahudi, Kristen dan Islam di dunia ditandai dengan keyakinan mengenai surga (swargaloka) atau Nirwana, neraka (naraka), Reinkarnasi dan alam para Dewa.

Keyakinan adanya kehidupan setelah kematian melahirkan tradisi ziarah atau mengunjungi makam keluarga dan teman yang telah meninggal.

Tradisi ziarah tahunan masyarakat Jepang yang beragama Budha-Jepang (Japanese Budhism) yang dikenal dengan Obon. Tradisi ini diawali dengan bersuci, do’a dan ditutup dengan menyiram air pada nisan dan makam, tradisi yang hampir serupa dengan tradisi ziarah di Indonesia. Sumber gbr: https://kokoro-jp.com/culture/380/
Tradisi ziarah ke makam leluhur adalah tradisi tua di nusantara yang tetap bertahan hingga saat ini karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sumber gbr : Makam maulana Hasanuddin, Banten, Silitonga, G., Soekardi, R., and Tambunan, S. 1952. Indonesia Tanah Airku. W. van Hoeve: Bandung.
Tradisi ziarah di Indonesia. Sumber gbr : https://www.google.com/amp/s/www.inews.id/amp/lifestyle/muslim/adab-dan-bacaan-doa-ziarah-kubur-lengkap-dengan-susunan-tahlil
Tradisi ziarah di Korea, seperti di Indonesia sedikitnya dilakukan 2x dalam 1 tahun, pada hari peringatan kematian  dan hari-hari besar tertentu, di Indonesia biasanya sebelum dan sesudah bulan Ramadhan di Korea pada perayaan Chuseok, yaitu hari bersyukur kepada Tuhan dan kepada leluhur. Sumber gbr : http://www.sweetandtastytv.com/blog/2015/9/23/chuseok-the-korean-thanksgiving

Tradisi ziarah melahirkan tradisi membangun makam bagi keluarga, teman dan pemimpin yang disegani. Pada masa lalu, bangunan makam hampir ditemukan dalam berbagai peradaban. Bangunan makam di bangun seindah mungkin dengan tujuan bukan hanya menghormati keluarga yang telah meninggal, namun juga agar para peziarah merasa nyaman ketika membaca do’a dan lokasi makam tersebut tidak hilang dengan berlalunya waktu.

Bangunan makam adalah bangunan yang di bangun diatas makam-makam tertentu, umumnya diatas makam tokoh. 1 bangunan makam umumnya terdiri dari 1 sampai 5 makam. Bangunan makam atau kamar makam di Indonesia di sebut Cungkup makam. Gambar: Cungkup makam Sunan Kudus, Kudus, Demak, Jawa Tengah. Sumber gbr: https://www.wawasan.co/news/detail/6041/kelambu-dilepas-inilah-wujud-cungkup-makam-sunan-kudus

Tradisi ziarah dan membangun makam adalah tradisi agama tauhid yang sudah sangat tua yang telah dikenal manusia sejak zaman Nabi Adam sekitar 12.000 tahun yang lalu. (7)

Ziarah dalam ajaran Millatu Ibrahim termasuk dalam bagian Ibadah, karena dengan ziarah manusia mengingat kembali bahwa kelak ia pun akan kembali kepada Sang Pencipta, seperti keluarga dan kerabat yang telah mendahului mereka.

Ziarah merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan. Tempat-tempat ibadah pada masa lalu umumnya menyatu dengan makam atau bangunan makam. Namun, ada pula yang memiliki lokasi sendiri. Kompleks makam dan bangunan makam yang memiliki lokasi sendiri umumnya dibangun dengan sangat megah dan luas, yang disebut Necropolis (kota bagi yang mati). Contoh situs Necropolis atau kompleks makam dan bangunan makam kuno yang sangat di kenal dalam peradaban dunia adalah kompleks piramida Giza di Mesir dengan berbagai macam bangunan piramida dari generasi ke generasi.

Piramida Giza, Cairo, Mesir, merupakan piramida terbesar dan tertua di kompleks piramida Giza. Piramida Giza dan piramida lain di komplek piramida Giza ini berfungsi sebagai makam Fir’aun Khufu. Area pemakaman yang sangat luas di sebut Necropolis. Sumber gambar: https://no.wikipedia.org/wiki/User:Nina
Gambar: Bangunan makam lorong (Passage Grave) Newgrange, di wilayah Country Meath, Irlandia (dibangun antara 3300 – 2900 BC);  merupakan salah satu contoh bangunan makam tertua di Eropa Barat yang berbentuk gundukan tanah atau batu dengan akses masuk sempit berbentuk lorong. Bangunan Makam ini terdiri dari satu atau lebih ruang makam dan diperkirakan mulai ada sejak zaman Neolithikum (sekitar 12 ribu tahun lalu) https://www.knowth.com/newgrange-aerial.htm

Kompleks bangunan makam tertua dalam sejarah Islam bernama Jannatul Baqi. Masjid ini dibangun sekitar tahun 622, bersamaan dengan di bangunnya masjid Nabawi. Lokasi bangunan makam Baqi berada di komplek pemakaman Baqi, tepat di belakang Masjid Nabawi, Madinah. Karena kepentingan politik, ideologi dan kekuasaan, pada tahun 1925 bangunan makam di Baqi dihancurkan oleh pemerintahan Al Saud yang berfaham Wahabi.

Gambar 1: kompleks dan bangunan makam Baqi sebelum di hancurkan, keterangan gambar: 1. rumah duka sayyidah Fatimah az Zahra setelah wafat Rasulullah saw 2. Bangunan makam Imam Hasan bin Abi Thalib, Imam Ali Zainal Abidin, Imam Muhammad al Baqir dan Imam Ja’far as Shadiq.  3. Beberapa sejarawan mengatakan bangunan makam ini didirikan untuk putri nabi; sayyidah Fatimah az Zahra 4. makam istri-istri nabi saw. 5. Makam Aqil & Abullah ibn Jafar. 6. Makam Malik &  Nafie 7. Makam Ibrahim, putra nabi Muhammad dengan Sayyidah Maria al Qibtiyyah yang wafat usia 3 tahun. 8. Makam Halimah al-Sadiah. 9. Makam Fatimah Binti Asad. 10. Makam Khalifah ke-3, Uthman bin Affan. Sumber gambar : https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Jannatul-Baqi_before_Demolition.jpg#mw-jump-to-license
Gbr. 2 : Kompleks pemakaman Baqi sebelum dan sesudah di hancurkan oleh pemerintah Saudi tahun 1926. Pada gambar 1 dapat dilihat bangunan-bangunan  makam yang indah yang di dalamnya terdapat makam Fatimah binti Asad, ibu dari sayyida Ali k.w, sayyidina Hasan bin Abi Thalib, Imam Ali Zainal Abidin, putra beliau Imam Muhammad al Baqir dan putranya Imam Ja’far as Shadiq.   sumber gambar : https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Medine_cennet-%C3%BCl_baki.jpg#mw-jump-to-license

Setiap bangunan makam dan makam di seluruh dunia, walaupun bangunannya berbeda, namun memiliki bagian-bagian yang hampir sama. Kesamaan tersebut dapat dilihat antara lain berdasarkan jarak tempat ibadah dengan pemakaman. Kedua bangunan ini pada umumnya terletak dalam lokasi yang sama atau berdampingan, seperti misalnya Masjid dengan makam, gereja atau chapel dengan makam.

Makam keluarga kerajaan Gowa di belakang Masjid Kuno Katangka
Makam kuno di bagian belakang masjid agung Demak, posisi makam di bagian belakang bangunan masjid adalah salah syarat pendirian Masjid yang di ajarkan rasul saw. Islam seperti ajaran agama Ibrahimik lainnya menjadikan ziarah kubur adalah sunnah dengan syarat-syarat tertentu. Ziarah kubur sangat dianjurkan bukan hanya bagi yang mati tapi juga bagi yang hidup karena ziarah kubur mengingatkan umat bahwa hidup di dunia tidak abadi, dan ada perhitungan setelah kematian, karenanya manusia harus berusaha berbuat baik.
Dalam ajaran agama-agama abrahamik (Islam, Kristen, Yahudi), tempat ibadah berada dalam satu kompleks dengan kompleks makam dan bangunan makam, karena dalam setiap acara pemakaman, sebelum jenazah di makamkan, terlebih dahulu dilakukan penyucian jenazah dan acara do’a bersama yang dilakukan di tempat ibadah, seperti dalam ajaran Islam jenazah di mandikan, di sholatkan di area masjid terakhir adalah proses penguburan. Gambar : Katolische Hofkirche cathedral, Dresden, Germany ;
https://www.pinterest.com/pin/552253973035396300/?amp_analytics=1ni8n9cid*Tk9uTlJNME80UlpfNWxQRkhLeHFzV01qZkFQNzVLWTR3NS1FSV9xSHdTU3dZUDEzUE5WQlU4czBsNXJSVi1CSA

Necropolis (kompleks pemakaman yang luas) yang tersebar di seluruh belahan dunia membuktikan adanya tradisi ziarah yang dilakukan untuk mendoakan kerabat yang meninggal atau bertawassul kepada orang-orang yang di yakini alim atau sholeh. Ziarah, tawassul, dan membangun makam, merupakan ciri khas agama Millatu Ibrahim atau agama Tauhid. Agama yang diajarkan dari mulai Nabi Adam as hingga Rasulullah saw.

Selain menyatu dengan tempat ibadah, kompleks makam dan bangunan makam di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, memiliki ciri khas unik, seperti pemilihan lokasi makam serta bentuk bangunan makam yang berbeda-beda sesuai dengan tradisi bangunan budaya setempat. Lokasi Kompleks makam dan bangunan makam kuno di Indonesia umumnya berada di 4 lokasi :

1. Pulau di tengah danau atau sungai; kompleks makam Cangkuang, kompleks makam Situ Lengkong, kompleks makam Trunyan di Bali, dan sebagainya.

Kompleks makam, bangunan makam di situ lengkong, panjalu. Kompleks makam kuno terletak di pulau di tengah danau. Makam tertua di kompleks pemakaman ini adalah makam prabu Hariang Kencana atau mbah Panjalu. Untuk sampai ke lokasi para peziarah harus menggunakan perahu. Sumber gbr : https://jalan-jalan-di-jawa-barat.blogspot.com/2017/05/jelajah-alam-di-kabupaten-ciamis-1.html?m=1

2. Di atas bukit atau dataran tinggi; makam Sunan Gunung Jati, Cirebon, makam Sunan Muria, makam sunan Giri.

Komplek makam, bangunan makam dan masjid sunan Muria, Kudus, berada diatas puncak gunung Muria. Sumber gbr: jawapos.com

3. Berlokasi di tengah kota. Kota-kota kuno di nusantara pada masa lalu  disebut keraton. Keraton adalah kota di pinggir sungai besar atau pantai utara yang dikelilingi dinding. Dalam setiap keraton terdapat masjid dan kompleks pemakaman bagi para pejabat dan warga keraton. Contoh kompleks masjid, makam dan bangunan makam di tengah kota ini tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia hingga saat ini.

4. Terdapat gapura. Sebelum memasuki area makam, terdapat gapura dengan berbagai kreasi seninya. Gapura pada bangunan makam di ambil dari bahasa Arab ‘Ghafura’ yang artinya ‘Pengampun’. Gapura juga memiliki makna filosofis, yaitu dengan memasuki gerbang tersebut, peziarah memohon ampunan kepada Allah SWT. (8) Contoh : Makam para Sunan, Sunan Gunung Jati Cirebon, makam Sunan Kalijaga atau Raden Syahid dan makam Ratu Kalinyamat, kompleks makam Sunan Prapen dengan bangunan para Sultan / pejabat daerah disekelilingnya.

Contoh bangunan gapura menuju kompleks makam dan bangunan makam di kota gede, Yogyakarta

Kesimpulan

Kompleks makam dan bangunan makam menandakan adanya proses penguburan jenazah dan tradisi ziarah. Kedua tradisi ini terkait erat dengan ajaran Millatu Ibrahim sekaligus menjadi bukti kuat bahwa keyakinan penduduk di wilayah tersebut adalah Agama Abrahamik atau Millatu Ibrahim dengan keragamannya. Adapun bentuk makam dan bangunan makam (cungkup makam) merupakan hasil budaya lokal yang tidak terkait dengan ajaran agama apapun. Budaya lokal di pengaruhi oleh lingkungan tempat hidup, suku bangsa, dan adat istiadat.

Ketika Islam awal sampai ke nusantara, tradisi budaya lokal untuk tempat ibadah, kompleks makam  dan bangunan makam tetap di pertahankan karena tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Tradisi ini masih terlihat hingga awal abad 20. Tradisi bangunan lokal ini berangsur-angsur memudar dengan masuknya ajaran Wahabi yang mengharamkan ziarah kubur dan membangun makam. (9)

Tradisi dan budaya lokal yang digunakan untuk mengenalkan ajaran Islam bukan hanya terdapat di Nusantara, tapi juga terdapat di berbagai belahan dunia, khususnya di wilayah Asia Selatan hingga wilayah Timur Jauh (wilayah Asia Tenggara, sampai dengan Cina).

Ditulis oleh : Sofia Abdullah

Catatan & Sumber

7. Tradisi menguburkan jenazah pertama kali dilakukan oleh Qabil setelah membunuh saudaranya Habil karena rasa hasad. Kematian Habil adalah kematian pertama dalam sejarah manusia. Allah SWT mengutus seekor burung gagak untuk memberi contoh cara menguburkan jasad ketika salah satu burung gagak tersebut mati. (Al Maidah: 31), Al Jaza’iri, Adam hingga Isa, hal. 151-2

8. A.G, Muhaimin, Islamic Tradition of Cirebon, Ibadat dan Adat Among Javanese Muslim Hal. 180, published by ANU Press, Web: http://epress.anu.edu.au

9. Agus Sunyoto, Atlas Wali Songo

Millatu Ibrahim, Tradisi Ziarah dan Bangunan Makam (bagian 1)

Kata ‘Millatu Ibrahim’ diambil dari Al Qur’an surat An Nahl ayat 123

ثُمَّ اَوْحَيْنَاۤ اِلَيْكَ اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗ وَمَا كَا نَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
summa auhainaaa ilaika anittabi’ millata ibroohiima haniifaa, wa maa kaana minal-musyrikiin

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), “Ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik.”
(QS. An-Nahl 16: Ayat 123)

Millatu Ibrahim hanifaa artinya agama atau ajaran Nabi Ibrahim yang lurus. Berdasarkan ajaran Islam, Millatu Ibrahim atau agama Nabi Ibrahim yang lurus adalah sumber sebagian besar ajaran agama di dunia  yang mengakui keberadaan tokoh Nabi Ibrahim atau Abraham melalui kisah-kisah beliau yang diturunkan dari generasi ke generasi baik sebagai pemimpin umat manusia atau sebagai kakek moyang mereka. Nabi Ibrahim sebagai pemimpin umat manusia dan bapak segala bangsa tercantum setidaknya dalam 3 kitab; “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.””
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 124)

Dalam ajaran Kristen dan Yahudi, nama Ibrahim awalnya adalah Abram kemudian diangkat menjadi bapak dari banyak bangsa dan diganti namanya menjadi Abraham.                          

“Kamu tidak akan disebut Abram lagi, melainkan Abraham karena Aku telah menjadikanmu bapak dari banyak bangsa” (Kejadian 17:5).   

Dalam kitab Mahabharata juga dikatakan hal yang sama: “Narayana menciptakan Brahma dan menetapkan bahwa ia akan menjadikan penghulu dari manusia” (Shantiparva Bab 339). 

Pada awalnya ajaran Millatu Ibrahim adalah monotheis (Tauhid). Berlalunya waktu terjadilah perselisihan dan perbedaan pendapat di kalangan umat yang melahirkan beragam kepercayaan seperti yang ada hingga saat ini.

Ketika Rasul saw diutus, Rasulullah saw memberikan kabar kepada umat beragama bahwa Islam mengakui agama dan kepercayaan yang ada dengan batas-batas tertentu sesuai dengan firman Allah SWT dalam al Qur’an, bahwa semua agama pada awalnya satu yang kemudian terjadi perselisihan antar umat yang menjadikan beragam keyakinan seperti saat ini. Mereka yang tetap meyakini ajarannya, tetap di hormati karena agama adalah pilihan bukan paksaan. Ajaran Islam seperti yang di contohkan Rasulullah saw, keluarga dan sahabat terpilih tetap menghormati ajaran dan kepercayaan lain selama tidak memerangi Islam.

Silsilah Nabi Ibrahim, dan putra-putra beliau as

Silsilah Nabi Ibrahim as hingga Nabi Adam as
Silsilah keturunan nabi Ibrahim dan penyebarannya. Keturunan nabi Ibrahim yang banyak tersebar ke berbagai negeri melalui jalur perdagangan dunia kuno.

Adam as berputra Syis berputra Anusya (Enosh) berputra Qainan (Kenan/Keynan) berputra Mahlail (Mahalael) berputra Yarid (Jared, Yered) berputra Akhnukh berputra Metushelah berputra Lamik (Lamech, Lemech II) berputra NUH as (Abdul Ghoffar)

Nuh as berputra 3; Sam, Ham, Yafeth. Berdasarkan hadits dari kitab Ilal as Syara’i, diriwayatkan bahwa Sam menurunkan bangsa berkulit putih, Ham bin Nuh menurunkan bangsa berkulit hitam dan Yafeth bin Nuh menurunkan bangsa berkulit kuning, merah, bangsa Turki, Cina, Ya’juj dan Ma’juj. (1)

SAM bin Nuh as berputra 5 : Elam, Asyur, Aram, Arfakshad, Lud. Arfakshad berputra Shalikh (Saleh) berputra Abir berputra Falikh berputra Ra’u berputra Saru berputra Nahur berputra Tarih berputra IBRAHIM as. (2)

Nabi Ibrahim as menikah 3 kali: Siti Sarah, Siti Hajar, Siti Keturah. Dengan Siti Hajar berputra Nabi Ismail, dengan Siti Sarah berputra Nabi Ishaq as, dengan Siti Keturah berputra 6; Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak, Shuah. (3)

Silsilah keturunan Nabi Ibrahim as yang menurunkan bangsa-bangsa yang tersebar di dunia. Penyebaran ini terjadi melalui perdagangan dunia kuno dan peristiwa hijrahnya manusia dari masa ke masa dengan berbagai penyebab.

Nabi Ismail as menurunkan bangsa Arab dan bangsa Kan’an yang terkenal sebagai bangsa pelaut. Keturunan bangsa Kan’an tersebar ke berbagai negeri. Bangsa Quraisy adalah salah satu keturunan bangsa Kan’an yang menurunkan Bani Hasyim yang menurunkan Rasulullah saw. (4)

Nabi Ishaq as berputra kembar;  nabi Ya’qub as dan Aishu. Nabi Ya’qub bergelar Israi’luallah (yang dekat kepada Allah SWT) berputra 12. Nabi Yusuf as dan Bunyamin as adalah 2 diantara 12 putra nabi Ya’qub as yang diutus menjadi nabi dan rasul. Keturunan dari 12 putra nabi Ya’qub kemudian lebih dikenal dengan Bani Israel. Aishu bin Ishaq, saudara kembar nabi Ya’qub as menurunkan bangsa Arya, Romawi dan Eropa. (5)

Bagan silsilah keturunan nabi Ya’qub as

Dari putra dan keturunan Ibrahim as inilah, ajaran Nabi Ibrahim as tersebar ke seluruh dunia dan peradaban dari generasi ke generasi hingga masa kita sekarang.

Ajaran Millatu Ibrahim tersebar di berbagai umat di seluruh dunia melalui perantara para nabi dan rasul dengan menggunakan bahasa kaumnya. Itulah sebabnya, Nabi Ibrahim as dikenal dengan berbagai nama dan bisa diketahui berdasarkan adanya kesamaan ajaran, tradisi, dan kisah leluhur dalam berbagai mitology di berbagai perdaban dunia. (6).

Tradisi menggunakan kerudung dalam berbagai agama dan kepercayaan yang ada saat ini merupakan salah satu tradisi berbusana ajaran Millatu Ibrahim yang masih ada hingga saat ini
Tradisi membaca pujian kepada Tuhan semesta alam dengan menggunakan butiran tasbih juga terdapat dalam berbagai agama, dan merupakan salah satu pengaruh ajaran Millatu Ibrahim.

Seiring berjalannya waktu, secara berangsur, karena pengaruh perbedaan bahasa, budaya dan lingkungan alam, kisah-kisah ini mulai mengalami perubahan dan menjadi ajaran serta kepercayaan baru.

Meskipun demikian, terdapat benang merah kesamaan ajaran pada tiap-tiap agama yang ada hingga saat ini. Bukan hanya sesama agama Abrahamik (Islam, Kristen, Yahudi) tapi juga dengan berbagai kepercayaan yang ada di dunia.

Bersambung ke bagian 2

Ditulis oleh Sofia Abdullah

Tulisan ini terkait dengan tulisan kami sebelumya tentang Nabi dan Rasul; Pengertian, Jumlah, Tugas, Ciri dan Sifatnya. https://sofiaabdullah.wordpress.com/2021/05/20/nabi-rasul-pengertian-jumlah-tugas-ciri-sifatnya/

Sumber & Keterangan

1. Hadits riwayat ad Daqqaq dari al As’adi dari Sahl dari Abdul Azhim al Hasani, berkata bahwa dia mendengar Ali bin Muhammad al Askari, mengatakan riwayat ini. (Adam hingga Isa hal. 185.)

2. Hal. 166, silsilah di kitab kejadian

3. Stuckenbruck, Loren T.; Gurtner, Daniel M. (2019-12-26). T&T Clark Encyclopedia of Second Temple Judaism Volume Two. Bloomsbury Publishing. p. 145. ISBN 978-0-567-66093-0.

4. Lih. Keterangan tentang bangsa Kan’an di tulisan kami yang berjudul Silsilah Rasulullah saw Hingga ke Nabi Adam as, di link ini; https://sofiaabdullah.wordpress.com/2021/03/11/silsilah-rasulullah-saw-hingga-ke-nabi-adam-as/

5. Adam hingga Isa hal. 480
Cat. Kaki : Al Mas’udi mengatakan dalam Muruj adz-Dzahab, jilid 1 hal. 48 : Ayub bin Mushil bin Zarrah bin Rawa’il bin al Aish bin Ishaq bin Ibrahim as

6. Kisah leluhur dan mitologi ini mencakup segala ajaran yang berisikan adanya ajaran kekuasaan tertinggi yang maha menciptakan alam semesta. Dalam mitologi Yunani dikenal dengan nama Zeus, dalam kepercayaan Hindu Bali dikenal dengan Sang Hyang Widi Wase. Hindu India mengenal 3 Dewa tertinggi (Brahma, Siwa, dan Wisnu).
Dalam kisah para Nabi yang dikenal dalam ajaran Islam, Kristen dan Yahudi dan juga dikenal dlm ajaran agama lain, paling tidak memiliki intisari / benang merah yang sama, seperti kisah Nabi Ibrahim yang tidak terbakar dalam api dalam mitologi Hindu dikenal dengan Brahmana, kisah nabi Ibrahim dan istrinya Sarah yang menjadi leluhur bangsa-bangsa didunia dikenal dengan pasangan dewa Brahmana dan istrinya dewi Saraswati. Kisah banjir besar Nabi Nuh & putra-putranya yang menyebar keseluruh dunia dalam mitologi Cina dikenal dengan kisah Nuwa, dalam agama Hindu dikenal dengan nama Manu. Nabi Adam & Siti Hawa manusia pertama di dunia dalam keyakinan Zoroaster dikenal dengan nama Mahsya & Mahsyana, dsb. Adanya kesamaan ini menjelaskan adanya kesamaan ajaran yang diajarkan oleh para leluhur, hanya saja disampaikan dengan bahasa kaumnya masing-masing.

Asal Kata ‘Manusia’

Gambar: Kisah Manu&Matsya. Berdasarkan kitab Manu Purana, tokoh Manu dalam agama Hindu adalah leluhur manusia yang di selamatkan oleh Matsya (penjelmaan Wisnu berwujud manusia setengah ikan) dari banjir besar dengan cara membuat bahtera. Kata ‘Manusia’ berasal dari kata ‘Manusa’ yang artinya keturunan dari Manu. (Sumber gambar : https://archive.org/details/mahabharata02ramauoft/page/500/mode/2up )

Kata ‘Manusia’ berasal dari bahasa sanskerta ‘ Manusa’ yang artinya keturunan dari Manu.  Berdasarkan ajaran Hindu, manusia yang ada saat ini adalah keturunan dari Manu. Manu adalah tokoh pemimpin yang alim dan adil. Yang pada masanya terjadi peristiwa banjir besar yang membinasakan penduduk bumi. Yang menyisakan pengikut dan keluarga manu yang selamat dari peristiwa ini dengan menggunakan bahtera.

Pengikut dan keturunan Manu yang selamat dari peristiwa banjir besar ini yang kemudian menjadi leluhur manusia saat ini.

Dalam ajaran Hindu dan Budha, periode waktu dari mulai penciptaan alam semesta hingga kehancurannya dan penciptaan kembali alam semesta disebut Kalpa. Dalam 1 kalpa terbagi menjadi 14 periode, setiap periode dipimpin oleh satu manusia pilihan yang disebut Manu. Periode jarak dari satu manu ke manu berikutnya disebut manvantara/Manwantara atau Manuantara.

Dunia tempat kita berada saat ini, berdasarkan kosmologi ajaran Hindu dan Budha berada pada periode manuantara ke-7, yang dipimpin oleh raja yang alim dan adil, bernama Manu Waiswaswata dan didampingi oleh reinkarnasi Dewa Wisnu (pemelihara) saat itu yang bernama Matsya yang berwujud manusia separuh ikan.

Gambar : Matsya/Matsa perwujudan dewa Wisnu yang berbentuk ikan besar bertubuh manusia. Matsya memberikan kabar kepada Manu akan peristiwa pralaya yang akan memusnahlan semua manusia kecuali para pengikut Manu dan keluarganya yang setia. Matsya memerintahkan Manu untuk membuat bahtera agar Manu, para pengikut dan keluarganya selamat dari peristiwa banjir besar ini. (Sumber gambar : https://www.britishmuseum.org/collection/object/A_2007-3005-42)

Pada suatu hari Matsya, mengabarkan pada Manu, bahwa akan terjadi banjir besar sebagai hukuman karena manusia pada zaman itu telah banyak membuat kerusakan. Oleh karena itu Matsya memerintahkan Manu untuk membuat bahtera untuk menyelamatkan pengikut dan keluarganya dari peristiwa banjir besar ini. Setelah peristiwa banjir besar, penduduk bumi terisi kembali dari keturunan Manu.  

Benang Merah Kisah Manu dan Nabi Nuh as

Dalam ajaran Islam Nabi Nuh as disebut juga sebagai bapak manusia ke-2, karena dalam Al Qur’an dan Hadits disebutkan bahwa manusia yang ada saat ini adalah keturunan nabi Nuh as dari ketiga putra beliau Sam, Ham, Yafet.

Ilustrasi peristiwa banjir besar Nabi Nuh as dan bahtera Nuh as yang membawa para pengikut dan keluarga Nabi Nuh as yang beriman, berikut berbagai jenis hewan yang berguna bagi manusia. Sumber gambar : http://www.davidmus.dk/en/collections/islamic/dynasties/timurids-and-turkmen/art/8-2005

Kisah banjir besar yang mendunia, tokoh yang membuat bahtera untuk menyelamatkan pengikut dan keluarganya, penciptaan kembali umat manusia, bukan hanya terdapat dalam agama Islam, Hindu atau agama abrahamik lainnya. Kisah yang kurang lebih sama juga terdapat pada kepercayaan penduduk Hawaii dengan tokohnya bernama Nu’u. Di China tokohnya seorang dewi bernama Nuwa. Peradaban Sumeria mengenal tokoh bernama Ziusudra. Atrahasis adalah nama yang dikenal pada masa Babylonia (sekarang wilayah Iraq dan sekitarnya), dan ratusan tokoh lain yang memiliki kisah kurang lebih sama.

Dengan mengetahui adanya beberapa poin kesamaan diantara ajaran agama dan kepercayaan yang ada di dunia hingga saat ini, sudah seharusnya sebagai umat beragama kita dapat menghindari sifat fanatik tanpa dasar terhadap agama yang di yakini tapi jangan pula mempraktekan toleransi yang “kebablasan” dengan cara mengikuti praktek ibadah agama lain yang bertentangan dengan agama yang kita yakini dengan mengatakan ajaran agama sebagai budaya atau sebaliknya menjadikan budaya sebagai ajaran agama.

Karena seperti yang kita ketahui fenomena toleransi ‘kebablasan’ ini sedang marak di negeri kita. Sikap ini muncul sebagai perlawanan dari golongan penganut agama yang fanatik buta.

Kedua sikap ini terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap ajaran Islam seperti yang diajarkan Rasul saw dan keluarganya, terutama kedudukan penting dan tugas mulia nabi dan rasul bagi umat manusia.

Bersikap toleransi seperti yang diajarkan dan dicontohkan Rasul saw, sebagai pemimpin dan penutup para nabi dan rasul adalah menghormati sesama pemeluk agama, karena meyakini adanya kekuatan yang Maha Besar yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Seperti firman Allah SWT dalam al Qur’an:

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

“lakum diinukum wa liya diin” (Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.)
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 6)

Semoga bermanfaat…

Ditulis oleh SofiaAbdullah

Sumber-Sumber

Al-Qur’an Indonesia https://quran-id.com

Al jazairi, Sayyid Ni’matullah, Dari Adam Hingga Isa AS, Cet.1,992 hlm, 2007,Lentera.

Zoetmulder, P.J, Kamus Jawa Kuna-Indonesia/P.J Zoetmulder, S.O. Robson; penerj.Darusuprapta, Sumarti Suprayitna-Jakarta; Gramesia Pustaka Utama, 1995, 1536 hlm;24 cm

Ttg Kalpa, Manvantara, Manu :
Dalam setiap Manvantara (periode Manu), terdapat, 7 Resi, dewa-dewa tertentu disesuaikan dengan kebutuhan zamannya, seorang Manu, raja-raja/para pemimpin dunia dan keluarganya, satu periode Manu ditutup dengan kehancuran para raja yang lalim beserta keluarganya.
Wilkins, William Joseph (1913) [1st ed. 1882]. Hindu Mythology, Vedic and Purānic (3rd ed.). Calcutta: London Missionary Society

Oppenherimer.Stephen, Eden in The East surga timur : Benua Yang Tenggelam di Asia Tenggara, cet.2, 2010, Ufuk.